Memancing di Kolam Tikar Nila Mas, Seru Untuk Liburan

1121
Memancing di Kolam Tikar Nila Mas, Seru Untuk Liburan
WISATA PEMANCINGAN - Wisata pemancingan Tikar Nila Mas yang ada di Desa Epeesi, Kecamatan Basalah, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). (Sri Rahayu/ZONASULTRA.COM)Memancing di Kolam Tikar Nila Mas, Seru Untuk Liburan

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Langit biru membentang, awan-awan kecil tipis berserakan. Beberapa ekor burung bangau terlihat tengah asyik bermain dengan bayangannya di genangan air. Angin sejuk berhembus menerpa permukaan air kolam-kolam, seluas puluhan hektar.

Begitulah, pemandangan Selasa (19/2/2019) pagi di lokasi wisata pemancingan Tikar Nila Mas yang ada di Desa Epeesi, Kecamatan Basalah, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Suasana pemancingan yang demikian, menjadi magnet para pemancing bisa menyalurkan hobinya.

Meski belum memiliki gazebo khusus untuk tempat berteduh, di lokasi itu terdapat sejumlah pohon kelapa di sisi-sisi kolam, cukup untuk berlindung dari teriknya sinar matahari.

Tinggi pohon-pohon kelapa itu sekitar 2 hingga 3 meter, yang sudah memiliki buah. Buah itu bisa dipetik para pemancing untuk melepas dahaga di sela-sela kegiatan memancing.

Macam-macam jenis ikan air tawar bisa diperoleh di sana, mulai dari ikan mujaer, nila, hingga ikan mas. Ukuran ikannya pun ada yang hanya sebesar telapak tangan, dan ada pula sebesar lengan orang dewasa.

#Disukai Pengunjung

Memancing di Kolam Tikar Nila Mas, Seru Untuk Liburan

Salah seorang pengunjung yang sudah sering datang adalah Riswal. Pengunjung asal Desa Penanggo, kecamatan Lambandia kabupaten Kolaka Timur ini mengaku memilih lokasi wisata itu sebagai tempat memancing karena tempatnya yang nyaman, sehingga tidak rugi meski harus jauh-jauh datang.

“Memancing di sini sudah sering. Di sini senang karena pemandangan bagus, terus harganya juga tidak mahal. Ikan yang saya dapat dari sini biasanya saya jual kembali,” kata dia, yang ditemui saat sedang asyik memancing.

Hal serupa juga diungkapkan pengunjung lainnya, asal Kota Kendari, Alena. Perempuan berstatus mahasiswi itu mengaku datang karena diajak temannya yang tinggal tidak jauh dari lokasi pemacingan itu.

BACA JUGA :  Tenunan Khas Daerah Sultra Tampil di Ajang Indonesia Fashion Week 2024

Kata Alena, meski baru kali pertama berkunjung, ia mengaku puas dengan pemandangan dan suasana yang masih alami. “Lumayan lah, liburan ke sini. Suasananya bagus. Cocok untuk liburan. Apalagi kalau bersama keluarga,” ucapnya.

#Cerita Awal Menjadi Tempat Pemancingan

<strong>WISATA PEMANCINGAN</strong> - Wisata pemancingan Tikar Nila Mas yang ada di Desa Epeesi, Kecamatan Basalah, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). <strong>(Sri Rahayu/ZONASULTRA.COM)</strong> Memancing di Kolam Tikar Nila Mas, Seru Untuk Liburan

Kepala Desa Epeesi, Zainal mengatakan wisata pemancingan itu dikelola secara swadaya oleh masyarakat sejak tahun 2009. Total luasnya 72 Hektar, yang terdiri dari puluhan petak empang.

“Jumlah yang ada di sini itu sekitar 80 empang. Ada yang luasnya setengah hektar. Ada juga yang luasnya sampai tiga hektar,” ujar Zainal.

Memancing di Kolam Tikar Nila Mas, Seru Untuk Liburan

Zainal berkisah, pada tahun 2009 lalu, warga awalnya menaruh bibit ikan pada empang milik mereka masing-masing, untuk nantinya hasil ikannya akan diambil sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak masyarakat yang tertarik untuk datang memancing.

Mulai tahun 2012 lalu, masyarakat pemilik empang mulai memberlakukan sistem bayar, untuk membantu perekonomian mereka, yang mayoritas petani.

Biayanya, untuk memancing seharian, biaya yang diperlukan hanya Rp 50 ribu. Sedangkan untuk menjaring ikan, biayanya disesuaikan dengan jumlah tangkapan ikan per kilogram (kg). Untuk hasil menjala, dihargai dengan Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per kg, tergantung jenis ikan yang diperoleh.

Salah seorang pemilik empang, Rusdin mengatakan per harinya, pengunjung yang datang bisa mencapai 15 sampai 20 orang. Pengnjung bisa lebih dari itu saat akhir pekan, pengunjung biasanya mulai pagi buta sudah berada di lokasi.

“Pemancing yang datang macam-macam. Ada dari desa sebelah, dari luar Kecamatan Basala, bahkan biasa ada juga yang dari Kendari,” kata Rusdin ditemui di empang miliknya.

#Keinginan Masyarakat Setempat

Memancing di Kolam Tikar Nila Mas, Seru Untuk Liburan

Sejauh ini, pihak Pemerintah Desa Epeesi tengah berupaya untuk mengembangakan salah satu wisata yang digadang-gadang bisa menjadi ikon desa. Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah desa tentunya membutuhkan perhatian dari pemerintah tingkat kabupaten maupun provinsi.

BACA JUGA :  Disabilitas Netra dan Pemilu: Antara Keinginan dan Keraguan Memilih

“Yang ingin kita benahi itu pertama, mendirikan gazebo-gazebo, lalu juga perbaiki akses menuju lokasi wisata, agar bisa diaspal. terus juga pembuatan tempat parkir,” kata Zainal, Kepala Desa Epeesi.

Pemerintah juga diharapkan bisa memberikan penyuluhan kepada para pemilik empang, agar bisa mengelola empang lebih baik lagi. Sebab, masyarakat Desa Epeesi masih mengelola empang sesuai dengan pengetahuan mereka sendiri, masih sangat tradisional.

“Kami dari pemerintah desa tentunya sangat mendukung usaha milik warga ini. yang kami harapkan dari pemerintah atau dinas terkait itu bagaimana memberikan pengetahuan kepada warga kami, agar kapasitas SDM (sumber daya manusia) kami juga meningkat,” tutur dia.

#Perjalanan ke Lokasi

Untuk menuju lokasi, misalnya perjalanan dari Kota Kendari, dengan kendaraan sepeda motor kecepatan 60 km/jam maka waktu tempuhnya sekitar 2,5 jam.

Rutenya, begitu meninggalkan gerbang Kota Kendari maka langsung memasuki wilayah Konsel yaitu Kecamatan Ranomeeto, Kecamatan Mowila, Kecamatan Angata, Kecamatan Benua, terus menuju Kecamatan Basala.

Begitu sampai di perbatasan Kecamatan Basala, untuk bisa sampai di tempat pemancingan itu, jalur yang ditempuh tidak begitu sulit. Jalanan yang dilalui pun tidak menyusahkan, awalnya beraspal lalu jalan pengerasan yang cukup mulus.

Sepanjang perjalanan, para pengunjung akan melintasi pemandangan sawah sesekali, kebun warga, serta rumah-rumah warga yang sebagian besar masih tradisional ala adat Bugis, suku mayoritas warga di Desa tersebut. (A)

 


Reporter: Sri Rahayu
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini