Mengenal Alat Cuci Tangan Otomatis Buatan Mahasiswa Elektro UHO

930
Mengenal Alat Cuci Tangan Otomatis Buatan Mahasiswa Elektro UHO
MAHASISWA UHO - Di tengah pandemi Covid-19 ini, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Halu aoleo (UHO) menciptakan alat pencuci tangan otomatis tanpa harus menyentuh keran air, sebagaimana alat pencuci tangan pada umumnya. (Sri Rahayu/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Di tengah pandemi Covid-19 ini, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Halu aoleo (UHO) menciptakan alat pencuci tangan otomatis tanpa harus menyentuh keran air, sebagaimana alat pencuci tangan pada umumnya.

Alat ini sendiri cukup menarik perhatian tim Gugus Tugas Covid-19 Sulawesi Tenggara (Sultra), sehingga tepatnya kemarin, Selasa (16/6/2020), tim pembuat alat yang terdiri dari Pebi Wahyudin, Risna, Alexander maxwel, Wahyu aditya, dan La ode masri ande kolewora telah menyerahkan alat tersebut ke Gugus Tugas Covid-19 Sulawesi Tenggara.

Salah seorang mahasiswa pembuat alat, Pebi Wahyudin mengungkapkan alat ini sendiri dilengkapi dengan sensor infra merah yang daya listriknya disuplai dari baterai Lithium. Sehingga, untuk menyalakan keran air tidak perlu lagi menyentuh keran dan hanya mengarahkan tangan ke arah sensor maka air atau sabun akan keluar dengan sendirinya.

“Air dari penampung disedot menggunakan pompa. Untuk mengaktifkan dan mematikan pompa, kita tinggal menghalangi cahaya infra red pada sensor menggunakan tangan. Hal ini tentunya cukup efektif mencegah penyebaran covid-19 karena tidak perlu menyentuh benda,” ujarnya ditemui di posko penanganan Covid-19 Provinsi Sultra, Rabu (17/6/2020).

Pebi mengungkapkan, alat ini sendiri sebelumnya memang telah direncanakannya bersama kawannya atas arahan dosen pembimbing, yakni Hasmina Tari Mokui, Luther Pagiling, La Ode M. Golok Jaya, dan Tachir untuk program KKN Tematik UHO 2020. Persiapannya sendiri telah dilakukan sejak dua bulan lalu.

Pekerjaannya tidak begitu rumit kata dia. Hanya saja, kendalanya terjadi karena adanya alat yang tidak terdapat di Kendari, sehingga ia dan timnya harus melakukan pemesanan secara daring dari luar Kota dan menunggu kurang lebih dua bulan hingga alatnya tiba di Kendari.

“Kalau untuk biaya tidak terlalu mahal. Kurang lebih satu jutaan. Hanya kemarin kita terkendala di pengiriman bahan yang tidak ada di Kendari dan kita pesan dari luar kota. Ini semua juga berkat arahan dari dosen pembimbing kami,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor 4 Bidang Perencanaan dan Kerjasama UHO, Dr. Armid saat ditemui di ruang kerjanya mengaku sangat mengapresiasi apa yang telah dibuat oleh mahasiswa UHO tersebut. Terlebih lagi, alat ini mendapat sambutan yang baik dari pemerintah provinsi Sultra.

“Ya bagus ini. Karena kemarin memang ada beberapa proposal yang kami terima untuk KKN Tematik ini yang sehubungan dengan covid-19,” ujarnya. (a)

 


Kontributor : Sri Rahayu
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini