Pemangku Hutan Lindung Sesalkan Aksi Coret Program Ala DPRD Butur

83

“Sangat disesalkan sekali atas pencoretan program ini, padahal sudah ada anggarannya berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 1,2 miliar. Dengan pencoretan ini maka secara otomatis anggaran terseb

“Sangat disesalkan sekali atas pencoretan program ini, padahal sudah ada anggarannya berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 1,2 miliar. Dengan pencoretan ini maka secara otomatis anggaran tersebut sebesar 40 persen akan dialihkan ke dinas kehutanan,” ungkap Kepala KPHL Butur, Eman di ruang kerjanya,, Selasa (24/2/2015).
Menurut Eman, aksi DPRD menghilangkan empat program KPLH dengan alasan belum waktunya Butur melaksanakan berbagai program tersebut dinilai sangat tidak masuk akal.Padahal, semua program- program tersebut dapat menghasilkan PAD. Ewan memberi contoh penangkaran buaya yang bernilai ekonomis. Umur 3-5 tahun buaya sudah dapat dipanen dengan mengambil kulitnya.
“Kita liat saja harga kulit buaya itu Rp. 350 ribu per centi meter. Coba bayangkan kalau satu ekor bisa berapa harganya,” cetus Eman.
Kemudian, untuk penangkaran anoa dan mancing gurita menurut Ewan dapat menonjolkan nama daerah secara nasional bahkan internasional. Pasalnya, anoa merupakan lambang daerah yang keberadaannya sudah terancam punah. 
“Sebetulnya ini dapat membuat nama daerah kita dikenal masyarakat luas karena kegiatannya unik,”pungkas Ewan.KPHL merencanakan penangkaran buaya di Desa Lambale dan Pantai Koboruno Bonegunu. Sementara Anoa di Pulau Koepisino Desa Tanah Merah.(Darso)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini