Pemda Konsel Perkenalkan Mainan Anak dari Limbah Kayu

162
Pemda Konsel Perkenalkan Mainan Anak dari Limbah Kayu
SOSIALISASI - Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar kegiatan sosialisasi mainan edukasi karya pengrajin limbah kayu milik Komunitas Anoart kepada para Kepala Sekolah dan guru TK PAUD sekabupaten Konsel. Kegiatan ini untuk mendukung produk kerajinan yang di ciptakan oleh para pengrajin kriya yang ada di Konsel, Rabu (15/8/2018). (Erik Ari Prabowo/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) memperkenalkan mainan edukasi bagi anak-anak yang terbuat dari limbah kayu.

Produk yang merupakan buah kreativitas dari Komunitas Anoart itu disosialisasikan kepada para Kepala Sekolah serta guru Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se kabupaten Konsel bertempat di satu hotel di Andoolo ini, Rabu (15/8/2018).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Konsel, Sjarif Sajang yang membuka kegiatan itu mengungkapkan, sosialisasi itu merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap komunitas pengrajin di daerah itu untuk terus berinovasi dan berkarya.

Sjarif mengapreasiasi kreativitas para pengrajin itu. Menurutnya, sosialisasi itu dapat memberi referensi katalog harga mainan, sehingga bisa menyesuaikan dengan kebutuhan anggaran yang ada di setiap sekolah TK/PAUD selaku konsumen utama dari produk tersebut.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

Pemda Konsel Perkenalkan Mainan Anak dari Limbah Kayu

“Semoga apa yang kita laksanakan dapat terintegrasi dan terkoordinasi dalam membangun secara konsisten dan berkesinambungan. Kemudian menjadi blueprint pengembangan industri kriya kayu dalam perspektif 2 tahun mendatang di Konsel,” kata Sjarif.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata kabupaten Konsel Subair memastikan, pihaknya akan mendukung program itu melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk meningkatkan komptensi para pengrajin melalui kegiatan penyediaan anggaran workshop dan magang.

Tujuannya, agar para pengrajin yang tergabugn dalam komunitas Anoart itu memiliki pengrajin handal dan menghasilakan produk yang memiliki daya saing tinggi.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

Dia menjelaskan, di tahun 2016, komunitas ini sudah mendapat bantuan Bekraf dari Dinas Pariwisata berupa program pelatihan dan promosi produk pengrajin. Kata dia, hal ini tentu berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan para pengrajin.

“Bekraf RI juga memberikan bantuan berupa peralatan kriya sebesar Rp. 868.000.000. Olehnya itu kita berharap, hasil kerajinan mereka dapat digunakan oleh siswa siswi TK PAUD sebagai bahan pembelajaran dalam menunjang dunia pendidikan di daerah,” kata Subair. (C)

 


Reporter : Erik Ari Prabowo
Editor : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini