Pemda Konut Kuliahkan 10 Mahasiswa Kedokteran di Cina

837
Kepala Dinas Dikbud kabupaten Konut, Lapeha
Lapeha

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Pemerintah Daerah (Pemda), Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), menjadwalkan pemberangkatan 10 mahasiswa di daerah itu untuk menempuh pendidikan tinggi di China pada bulan September nanti.

Para pelajar tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tersebar di kabupaten Konut itu telah dinyatakan lulus tes penjaringan beasiswa kedokteran yang disediakan oleh Pemda setempat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konut.

Kepala Dinas Dikbud kabupaten Konut, Lapeha mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan peroses persiapan untuk mengirim putra-putri terbaik daerah Bumi Oheo itu melanjutkan pendidikan di unversitas terkemuka di negara tirai bambu itu.

Baca Juga : Pemkab Konut Gelar Seleksi Akhir Beasiswa Kedokteran ke Tiongkok

“Tanggal pemberangkatannya belum kami tentukan, tapi yang jelas September (bulan depan) mereka berangkat. Anggaranya dari awal juga sudah siap sebesar Rp 1,2 miliyar. Ini adalah janji pimpinan daerah untuk meningkatkan sumber daya manusia anak daerah,” kata Lapeha di ruang kerjanya, Selasa (20/8/2019).

Dia mengungkapkan, saat proses seleksi, pihaknya menemukan salah satu peserta asal kecamatan Langkikima mengidap penyakit sehingga dinyatakan tidak lulus tes kesehatan.

Akibatnya, Dinas Dikbud Konut kembali menyeleksi peserta berdasarakan rangking perolehan nilai yang diperoleh setiap peserta pada saat seleksi sebelumnya.

Seleksi beasiswa itu sendiri dilakukan melalui sosialisasi ke semua SMA yang ada di Konut. Selanjutnya, pada bulan April lalu, para peserta yang sudah mendaftar langsung menjalani tes dengan sistem online.

Baca Juga : Pemda Konut Alokasikan Rp14 Miliar Bangun Hunian Sementara

Salasatu syarat yang wajib dipenuhi oleh penerima beasiswa ini yakni warga asli Konut dan dibuktikan dengan kartu identitas penduduk. Selain itu, penerima juga harus memiliki kemampuan akdemik yang baik.

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya praktek nepostisme, maka dalam proses seleksi ini pihak Dinas Dikbud Konut bekerjasama dengan universitas dalam negeri yang berperan sebagai tim penilai akademik, sekaligus menjadi fasilitator para peserta beasiswa yang dinyatakan lulus.

“Setelah selesai pendidikan, mereka ini kembali ke tanah air (Indonesia) untuk melanjutkan pendidikan selama satu tahun untuk penyesuaian ijazah agar mendapat pengakuan dan legalitas resmi sebagai tenaga medis,” jelas Lapeha. (B)

 


Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini