Pemerintahan Jokowi Cetak 12.290 Hektar Lahan Sawah Baru di Sultra

191
Pemerintahan Jokowi Cetak 12.290 Hektar Lahan Sawah Baru di Sultra
CETAK SAWAH - Petani di Kecamatan Samturu, Kabupaten Kolaka saat sedang memberi pupuk untuk padinya. Lahan sawah ini merupakan salah satu lokasi yang dikerjakan melalui program cetak sawah Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (JOJON FOR ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Program cetak sawah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) RI merupakan salah satu janji pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) kepada masyarakat pada saat kampanye dan dituangkan dalam Nawacita dengan target 1 juta hektar.

Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapatkan bagian dari program tersebut. Data dari Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra sejak tahun 2015 hingga tahun 2017 luas lahan yang dicetak melalui program ini kurang lebih 12.290 hektar.

Pada tahun 2015 lalu, telah dicetak lahan sawah baru sekitar 3.300 hektar. Kemudian tahun 2016 ada 6.000 hektar yang tersebar di Kabupaten Konawe seluas 2.550 hektar, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) 1.000 hektar, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) 1.000 hektar, Konawe Utara (Konut) 600 hektar, Kolaka 350 hektar, Bombana 350 hektar, Muna Barat (Mubar) 100 hektar dan Buton Tengah (Buteng) seluas 50 hektar.

(Baca Juga : Enam Mega Proyek yang Dibangun Pemerintahan Jokowi di Sultra)

Kemudian tahun 2017, program cetak sawah kembali dilanjutkan. Total lahan yang berhasil dibuka adalah 3.190 hektar yang tersebar di 10 kabupaten. Koltim 450 hektar, Bombana 400 hektar, Muna 700 hektar, Buton 100 hektar, Mubar 230 hektar. Kemudian, Konut 260 hektar, Buteng 50 hektar, Konawe 450 hektar, Konsel 450 hektar, Konkep 100 hektar.

Pemerintahan Jokowi Cetak 12.290 Hektar Lahan Sawah Baru di Sultra

Lahan 1.000 hektar untuk tiga kabupaten meliputi Konawe 450 hektar, Konsel 450 hektar dan Konawe Kepulauan 100 hektar di bawah kendali dan pengawasan dari Korem 143/Haluoleo Kendari. Sedangkan dari target 2.190 hektar tersebar pada tujuh kabupaten di bawah kendali dan pengawasan Direktorat Zeni Angkatan Darat (Ditzeni-AD) yang terdiri dari Kabapaten Muna 700 hektar, Kolaka Timur 450 hektar, Bombana 400 hektar, Konawe Utara 260 hektar, Muna Barat 230 hektar, Buton 100 hektar dan Buteng 50 hektar.

Pada tahun 2016 lalu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Peternakan Provinsi Sultra Muhammad Nasir mengatakan, biaya untuk percertakan sawah yang telah ditetapkan pemerintah pusat yakni Rp16 juta per hektar. Apabila dikalkulasikan dengan total luas lahan sawah yang telah dicetak di Sultra maka Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang telah dialokasikan pemerintah untuk program cetak sawah ini sekitar Rp 2 triliun.

(Baca Juga : Kebijakan Jokowi, Masyarakat Konkep dan Wakatobi Nikmati BBM Satu Harga)

Secara umum, tujuan dari pembukaan lahan sawah baru ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian guna mencapai swasembada pangan nasional baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi pertanian. Namun, program cetak sawah ini dihentikan pada tahun 2018. Pasalnya, pemerintah ingin memaksimal lebih dulu lahan yang telah dibuka agar tidak terbengkalai pengunaannya.

“Ngapain juga kita cetak terus, kalau tidak maksimal pemanfaatannya. Makanya kita moratorium dulu tahun 2018 untuk mengevaluasi program itu,” kata Nasir kepada zonasultra, dalam acara panen raya jagung hibrida di Desa Sindang Kasih, Kecamatan Ranomeeto Barat, Konawe Selatan (Konsel), 29 Desember 2017.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sultra tahun 2015 Produksi padi di Sultra sebanyak 660.720 ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami kenaikan sebanyak 3.102 ton (0,47 persen) dibandingkan tahun 2014. Kenaikan produksi terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 0,23 kuintal/hektar atau naik 0,49 persen walaupun luas panen turun seluas 28 hektar (0,02 persen).

Pada tahun 2016, produksi padi kembali meningkat, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sultra mencatat selama tahun 2016 produksi padi mencapai 696.954 ton GKG. Dibanding tahun 2015, mengalami kenaikan sekitar 36.000 ton atau 5,5 persen dari capaian produksi tahun 2015 hanya yang hanya 660.720 ton saja.

Beberapa daerah yang menjadi penyumbang produksi padi terbesar di Sultra yakni Kabupaten Konawe, Konsel, Koltim, Bombana, dan Kolaka. Lima kabupaten ini adalah lumbung padi di Sultra.

(Baca Juga : Jokowi Banyak Prestasi Internasional, Hugua: Apalagi yang Kau Dustakan)

Produksi tanaman padi di Sultra kembali mengalami peningkatan sebesar 14.447 ton di tahun 2017. Distanak Provinsi Sultra mencatat produksi tanaman padi sebanyak 711.401 ton GKG sementara tahun 2016 yakni 696.954 ton saja.

Menanggapi hal itu, Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Mardani H Maming mengatakan program tersebut akan tetap menjadi konsen pemerintah Jokowi lima tahun ke depan jika diberikan amanah oleh masayarakat untuk memimpin Indonesia.

Selain itu, dari data tersebut terlihat bahwa program pembukaan lahan sawah baru memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi padi di Sultra. Mardani pun mengimbau kepada seluruh masyarakat Sultra dapat menentukan pilihannya kepada pasangan nomor urut 1 pada pencoblosan tanggal 17 April 2019 mendatang. Pemilihan Presiden tahun ini dikuti oleh dua paslon yakni Jokowi-Ma`ruf nomor urut 1 dan Prabowo-Sandi nomor urut 2. (B)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini