Penambahan Departemen Teknik Peternakan pada Fakultas Peternakan untuk Menyongsong Industri Peternakan 4.0

260
Waode Nurmayani
Waode Nurmayani

Indonesia kini memasuki era revolusi industri 4.0, hal ini tidak dapat dimungkiri lagi. Banyak mesin terotomatisasi bekerja pada era ini, sehingga berdampak pada pengurangan keterlibatan manusia untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Hal ini juga terjadi pada industri peternakan. Mahasiswa peternakan umumnya hanya mempelajari empat departemen, yaitu nutrisi dan makanan ternak, produksi ternak, sosial ekonomi peternakan, dan teknologi hasil ternak. Tidak terdapat departemen yang membahas khusus mengenai teknik peternakan. Padahal jika digali lebih dalam, ilmu yang sangat berperan dalam revolusi industri 4.0 ini ialah ilmu teknik.

Banyak mahasiswa peternakan yang dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Masyarakat beranggapan bahwa ilmu peternakan bisa dipelajari tanpa harus mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Pada nyatanya, memang banyak mahasiswa peternakan yang ketika lulus dari perguruan tinggi memilih untuk bekerja di luar bidang peternakan, misalnya di bank ataupun yang lainnya. Hal ini menunjukkan perlu adanya perbaikan kurikulum pendidikan di Fakultas Peternakan, misalnya saja dengan penambahan Departemen Teknik Peternakan yang sangat erat kaitannya dengan dunia anak muda masa kini dan era modern seperti sekarang ini.

Sebenarnya hal ini juga dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui kalau sub sektor peternakan merupakan sub sektor yang berpeluang dalam meingkatkan pertumbuhan ekonomi, salah satu contoh misalnya sektor perunggasan. Sektor ini bisa dijadikan peluang mahasiswa-mahasiswa peternakan sekaligus sebagai ladang untuk menerapkan keterampilan baru mahasiswa Fakultas Peternakan di bidang Keteknikan Peternakan.  Menurut Kementerian Perdagangan (2016), sub sektor peternakan merupakan basis ekonomi yang berpotensi tinggi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu sub sektor peternakan yang mengalami pertumbuhan pesat adalah sektor perunggasan. Sektor perunggasan merupakan ujung tombak dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi hewani. Tidak hanya dari Kementerian Perdagangan, Subkhie dkk. (2012) juga menyatakan komoditas unggas memunyai prospek pasar yang sangat baik, karena didukung oleh karakteristik produk unggas yang mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2.000 mencapai 206.264.595 jiwa dan masih tumbuh 1,4% per tahun yang merupakan sebuah pasar yang sangat potensial sebagai konsumen produk usaha ternak unggas.

Departemen Teknik Peternakan bisa diisi oleh dosen-dosen yang memang alumni teknik sebagai tenaga pengajarnya. Tenaga pengajar yang berasal dari alumni teknik dimaksudkan agar bisa lebih ahli di bidang tersebut. Sebenarnya ilmu teknik di Fakultas Peternakan bukanlah sesuatu hal yang sangat baru. Fakultas Peternakan sudah menyentuh beberapa hal yang berhubungan dengan teknik tapi tak begitu mendalam, jadi hanya terkesan lewat begitu saja. Penambahan Departemen Teknik Peternakan dimaksudkan agar mahasiswa bisa lebih fokus untuk mendalami hal-hal yang berhubungan dengan keteknikan dalam dunia peternakan. Dosen yang merupakan alumni teknik yang nantinya akan mengajar di Fakultas Peternakan sebaiknya terlebih dahulu mengikuti proses training mengenai Ilmu Peternakan, sehingga mereka punya gambaran mengenai penerapan ilmu teknik dalam dunia peternakan.

Peran Ilmu Teknik Informatika misalnya saja dengan pembuatan program, salah satunya program identifikasi penyakit pada ternak. Semua ciri-ciri penyakit pada ternak beserta solusinya dimasukkan dalam program tersebut, sehingga pada saat peternak menuliskan ciri-ciri dari ternaknya yang terserang penyakit program tersebut sudah mampu menjawab nama penyakit beserta solusinya. Hal ini bisa mengefisienkan biaya yang dikeluarkan oleh peternak kecil. Peternak kecil tidak perlu lagi memanggil dokter hewan hanya untuk mengobati penyakit-penyakit ringan yang sering menyerang ternak.

Peran Ilmu Teknik Elektro misalnya untuk brooder yang merupakan indukan buatan untuk ayam berumur satu hari atau biasa disebut day old chick (DOC). Ilmu Elektro bisa berperan dalam pembuatan alat pendeteksi perubahan suhu pada brooder. Jika terjadi perubahan suhu baik itu peningkatan maupun penurunan, maka alat pendeteksi tersebut akan memberikan informasi sehingga peternak bisa mengatur kembali suhu pada brooder tersebut. Suhu pada brooder tersebut sangatlah penting, jika terlalu panas atau dingin bisa berdampak fatal misalnya saja kematian pada DOC.

Wayan Krisna Wicaksana yang merupakan mahasiswa Teknik Sipil Universitas Diponegoro penerima Charoen Pokphand Best Student Appreciation (CPBSA) Batch III, juga beranggapan bahwa salah satu peran Ilmu Teknik Sipil dalam dunia peternakan misalnya saja dalam hal pembangunan kandang. Ilmu Teknik Sipil berperan untuk mendesain kandang ramah lingkungan dan efisien. Kandang yang ramah lingkungan dapat dibuat dengan menggunakan green construction, zero waste material zone, dan sebagainya. Sedangkan untuk efisien, pembangunan kandang diusahakan akan efisien dari segi biaya pelaksanaan. Selain itu ilmu teknik sipil juga dapat digunakan untuk mendesain dari segi struktural, menentukan jumlah kebutuhan besi dan baja, jenis material untuk partisi, penentuan penggunaan las atau baut untuk menyambung antara plat baja, jumlah kebutuhan baut, tingkat kedalaman fondasi, desain terhadap beban angin, hujan, gempa, beban hidup, beban mati, hingga beban kelelahan struktur dapat diterapkan menggunakan Ilmu Teknik Sipil.

Penerapan mata kuliah yang berhubungan dengan Teknik Peternakan dimulai sejak semester pertama kuliah. Semester pertama hingga semester keempat mahasiswa peternakan mempelajari semua departemen di Fakultas Peternakan yang meliputi nutrisi dan makanan ternak, produksi ternak, sosial ekonomi peternakan, teknologi hasil ternak, hingga teknik peternakan yang menjadi inovasi kali ini. Diharapkan dengan mengikuti empat semester di Fakultas Peternakan, mahasiswa sudah mampu memahami dunia peternakan secara menyeluruh baik materi yang berasal dari proses pembelajaran di kelas maupun hasil pembelajaran aktif di luar kelas. Pada semester kelima, mahasiswa sudah bisa diwajibkan untuk memfokuskan diri ke salah satu departemen di Fakultas Peternakan tersebut. Jika memilih Teknik Peternakan, maka mahasiswa akan mempelajari Teknik Peternakan secara khusus dari semester lima hingga semester tujuh. Semester delapan akan difokuskan untuk mengerjakan tugas akhir.

Departemen Teknik Peternakan merupakan sesuatu yang baru di Fakultas Peternakan. Masih membutuhkan banyak kajian lebih lanjut mengenai penerapan inovasi ini. Tetapi diharapkan dengan adanya penambahan Departemen Teknik Peternakan di Fakultas Peternakan dapat menunjang keterampilan mahasiswa-mahasiswa peternakan Indonesia untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.

Referensi :

Kementerian Perdagangan. 2016. Kajian Kebijakan Persaingan Usaha di Sektor Perunggasan. Pusat Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Subkhie, H., Suryahadi, dan A. Saleh. 2012. Analisis kelayakan usaha peternakan ayam pedaging dengan pola kemitraan di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Manajemen IKM, 7 (1) : 54-63.

 

Oleh : Waode Nurmayani
Penulis Merupakan Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini