Punya Lima Bandara, Garuda Indonesia Akan Terbang Intra Sultra

121
Gatot Riyadi Garuda Indonesia
Gatot Riyadi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Garuda Indonesia akan melakukan penerbangan intra sultra, karena telah didukung oleh kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang telah memiliki bandara atau lapangan udara.

Gatot Riyadi Garuda Indonesia
Gatot Riyadi

Menurut General Manager Garuda Indonesia Cabang Kendari, Gatot Riyadi, Sultra yang terdiri dari pulau-pulau ini, memungkinkan akses moda transportasi udara atau penerbangan. Ia mengatakan, di Sultra terdapat lima bandara yaitu di Kolaka Sangia Nibandera, Muna Sugimanuru, Baubau Betoambari, Wakatobi Matahora, dan Kendari Haluoleo.

“Wakatobi malah ada dua dengan yang di Tomia, dan juga nanti ada di Morosi karena sudah masuk Sulawesi Tengah,” kata Gatot saat ditemui di Kantor Garuda Indonesia, Senin (27/3/2017).

BACA JUGA :  7 Keunggulan MacBook Air yang Membuatnya Jadi Pilihan Utama

Lintasan ini dimungkinkan dengan menerbangkan pesawat jenis ATR (pesawat baling-baling). Untuk jam terbang Garuda, masih dalam wacana untuk bisa terbang setiap hari. Saat ini, kata Gatot, sudah ada dari Baubau ke Kendari, Kendari ke Wakatobi, nanti kalau bisa Muna ke Wakotobi dan lainnya.

Namun Gatoto mengatakan masih ada sejumlah hal yang perlu disiapkan untuk melancarkan rencana koneksi intra Sultra, seperti infrastruktur, pengisian bahan bakar (refueling) dan kesiapan bandara.

“Jika sudah ada di Baubau akan memungkinkan akses sampai ke Ambon dan daerah lainnya, jadi gak usah lagi harus balik ke Kendari atau Makassar untuk ngisi bahan bakar. Bisa lebih maksimal,” ujarnya.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

Baca Juga : Berburu Tiket Murah Garuda, Jangan Lewatkan Garuda Indonesia Travel Fair 2017

Gatot mengungkapkan, koordinasi intens antara pihak bandara dengan pihak terkait yaitu Pertamina dan Pemda Baubau sudah dilakukan untuk mengadakan refueling ini. Jika pesawat butuh bahan bakar banyak, akan mengurangi kapasitas penumpang, sebab pesawat memiliki kapasitas minimal daya angkut.

“Dipaksain untuk isi bahan bakar penuh, karena untuk pulang pergi. Otomatis kalau penumpangnnya penuh gak bisa terbang nanti, jadi harus dikurangi penumpangnnya. Kalau ada refueling, bahan bakar diisi secukupnya, penumpang dimaksimalkan,” tukas GM Garuda Indonesia Cabang Kendari ini. (B)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini