Rare Indonesia Kenalkan Program PAAP Lewat Media Trip di Sultra

361
Rare Indonesia Kenalkan Program PAAP Lewat Media Trip di Sultra
RARE INDONESIA - Rare Indonesia menggelar media trip dengan tujuan memperkenalkan program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) di Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan menggandeng 10 orang jurnalis.Kegiatan tersebut digelar selama 5 hari sejak Rabu (8/9/2021) hingga Minggu (12/9/2021) mendatang. (ISTIMEWA)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Rare Indonesia menggelar media trip dengan tujuan memperkenalkan program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) di Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan menggandeng 10 orang jurnalis.

Kegiatan tersebut digelar selama 5 hari sejak Rabu (8/9/2021) hingga Minggu (12/9/2021) mendatang. Rare Indonesia membagi pelatihan tersebut menjadi dua sesi. Sesi pertama membahas materi seputar program PAAP oleh perwakilan Rare Indonesia, Raymond Jakub, Hari Kushardanto, Imanda Pradana, Tarlan Subarno dan Ahmad Isa Ansyori. Sementara sesi kedua, para jurnalisdibekali ilmu jurnalistik oleh jurnalis senior Tempo, Yosep Suprayogi.

Panitia Pelaksana kegiatan Media Trip Sultra Siti Marlina mengatakan 10 jurnalis tersebut selanjutnya difasilitasi meliput beragam topik berita seputar PAAP sebagai bentuk strategi dukungan tingkat lokal, dari berbagai sudut pandang pada 5 lokasi implementasi PAAP di Sultra.

Berita yang dimaksud dapat berupa indepth reporting. Hal itu adalah laporan mendalam yang memberi pemahaman baru terhadap suatu persoalan. Sehingga pembaca menjadi lebih pintar, dan menjadikannya referensi.

Selanjutnya, feature, merupakan suatu karya tulis berisi perpaduan berita dan opini, mengandung human interest, dan bergaya penulisan sastra. Gaya tulisan feature umumnya bertutur atau bercerita (story telling).

BACA JUGA :  Mengenal Quick Count, Benarkah Akurat?

Serta straight news, merupakan berita yang ditulis secara ringkas, lugas dan apa adanya. Biasanya memuat informasi terkini mengenai peristiwa yang sedang hangat dan penting.

“Semua jenis tulisan ini akan mengangkat isu tentang program PAAP tadi, bagaimana Rare membekali mitra dan masyarakat di daerah terancam dengan keterampilan dan motivasi untuk merawat sumber daya alam mereka. Bagaimana perubahan perilaku masyarakat dan stakeholder agar sumber daya alam di kawasan pesisir lebih terjaga dan dinikmati oleh generasi mendatang,” kata Rare Indonesia Imanda Hikmat Pradana usai pelatihan, Kamis (9/9/2021) di Kendari.

Secara umum dijelaskan bahwa tujuan hadirnya program PAAP adalah mendorong konservasi wilayah laut dan perikanan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, kebijakan tata kelola dan pendanaan berkelanjutan. Program ini diharap dapat memberikan banyak manfaat bagi nelayan kecil dan masyarakat pesisir pada umumnya.

Di Sultra, program PAAP telah berjalan sejak 2017 dengan 11 kabupaten pesisir sebagai sasaran implementasi program. Provinsi ini sekaligus menjadi pilot project perdana mitra implementasi PAAP oleh Rare Indonesia.

PAAP mengedepankan pentingnya mengelola ekosistem secara holistik agar jasa lingkungan dapat terjaga dengan baik.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

Kata Imanda, Rare Indonesia menyadari bahwa keberhasilan program tidak luput dari pemahaman yang tepat dari berbagai pemangku kepentingan agar dapat mendorong pengarusutamaan PAAP sebagai pendekatan pengelolaan perikanan skala kecil di Provinsi Sultra.

Dalam pelaksanaannya, program PAAP ini sendiri mendorong masyarakat pesisir di 22 lokasi untuk membentuk kelompok, membuat kawasan larang ambil, mendefinisikan kawasan memancingnya, melakukan kegiatan penjangkauan dan melaksanakan kampanye perubahan perilaku.

“Sehingga untuk mengangkat cerita dari lapangan dan mengulas capaian-capaian sampai dengan saat ini, Rare berinisiatif melakukan kegiatan Jurnalis Trip ini,” tukasnya.

Untuk diketahui 10 jurnalis tersebut dibagi menjadi 5 kelompok dengan beranggotakan dua orang. Setiap kelompok akan mengunjungi site program PAAP yakni di Pulau Maginti (Muna Barat), Mataoleo (Bombana), Pasi Kolaga (Muna), Kapuntori (Buton) dan Siontapina (Buton).

Pada kesempatan ini media online zonasultra akan mengangkat topik mengenai kehidupan nelayan di Pulau Maginti sebelum dan sesudah adanya program PAAP. (*)


Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini