Rusda Prioritaskan Listrik dan Air untuk Masyarakat Pesisir Pulau di Mubar

340
Rusda Prioritaskan Listrik dan Air untuk Masyarakat Pesisir Pulau di Mubar
KUNJUNGAN - Setelah melakukan kampanye di Kota Kendari beberapa hari yang lalu, pasangan calon gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Rusda Mahmud dan Sjafei Kahar melanjutkan kampanye dialogis atau kampanye tatap muka di Kabupaten Muna Barat (Mubar). (Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Setelah melakukan kampanye di Kota Kendari beberapa hari yang lalu, pasangan calon gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Rusda Mahmud dan Sjafei Kahar melanjutkan kampanye dialogis atau kampanye tatap muka di Kabupaten Muna Barat (Mubar).

Kampanye itu berdasarkan jadwal ang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sultra. Di Muna Barat, pasangan dengan tagline Sultra Cepat itu mengunjungi masyarakat pesisir khususnya di pulau-pulau kecil.

Beberapa pulau yang dituju Rusda-Sjafei adalah Pulau Tobea, Pulau Tasipi, Pulau Balu dan Pulau Madiken. Salah satu pulau yang menjadi perhatian serius Rusda adalah Pulau Tasipi. Pasalnya, di Pulau ini air tawar sangat terbatas, serta tidak adanya akses listrik swadaya.

“Untuk listrik, ada gelombang laut, angin, dan matahari yg bisa menjadi sumber energi ekstaktif. Akses air bersih dan sanitasi juga masih menjadi kendala di beberapa pulau. Pemerintah bisa menyediakan unit-unit komunal untuk dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Tapi sementara kami belum bisa menjanjikan lebih dari itu. Semua perlu observasi dan perencanaan teknis yang hanya bisa dilakukan oleh pemerintah,” kata Rusda Mahmud melalui siaran pers yang diterima zonasultra.id, Sabtu (24/3/2018).

Selain itu, wilayah nelayan mencari ikan juga disoroti Rusda. Banyak masyarakat yang mengeluhkan wilayah laut yang biasa ditempati untuk mencari ikan oleh masyarakat pesisir mulai dimasuki oleh penangkap ikan dari luar yang menggunakan peralatan yang lebih modern, trol. Sementara masyarakat di pulau-pulau tersebut masih menangkap ikan dengan cara tradisional.

“Beberapa nelayan juga mengeluhkan konflik wilayah tangkap dan teknik penangkapan. Nelayan tradisional disini merasa dirugikan oleh nelayan trol dari luar yang masuk merusak ekosistem,” ucap Rusda.

Ini konflik lama sebenarnya, dan cenderung akan berlangsung lama jika tidak ada solusi bijaksana untuk melindungi hak mereka . Mengingat posisi Kepulauan Tiworo yang berada di selat strategis,” jelasnya. (B)

 


Reporter : Lukman Budianto
Editor : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini