Toleransi Antar Umat Beragama Ditunjukkan Warga Desa Jati Bali

940
Toleransi Antar Umat Beragama Ditunjukkan Warga Desa Jati Bali
PERAYAAN NYEPI - Suasana perayaan Nyepi di Desa Jati Bali Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara. Suasananya sangat lengang tak ada aktivitas warga disana, Kamis (7/3/2019). (ERIK ARI PRABOWO/ZONASULTRA.COM).

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Toleransi antar umat beragama ditunjukkan warga Desa Jati Bali, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) selama Hari Raya Nyepi umat Hindu.

Nyepi di desa itu berlangsung pukul 06.00 Wita Kamis (7/3/2019) kemarin hingga berakhir pukul 06.00 Wita, Jumat (8/3/2019) pagi tadi. Pantauan awak zonasultra di kampung tersebut tampak lengang, hampir tak ada satupun aktivitas yang dilakukan masyarakat setempat selama Nyepi. Padahal, di kampung itu, banyak terdapat warga non-Hindu.

Salah seorang pria beragama Kristen, Benyamin (58) mengatakan pada hari-hari biasa aktivitas kendaraan di jalan di depan rumahnya selalu ramai oleh pengendara dan warga.

Toleransi Antar Umat Beragama Ditunjukkan Warga Desa Jati Bali

“Sudah puluhan tahun saya di sini (Desa Jati Bali), kalau lagi begini (perayaan Nyepi) kita juga kurangi aktivitas di luar, paling kalau keluar rumah nanti ada yang penting,” kata Benyamin di rumahnya, Kamis (7/3/2019) .

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

Benyamin mengaku seharian hanya melihat anak-anak kecil yang bermain di luar. Tak ada orang dewasa yang berseliweran.

Hal yang sama juga diungkapkan Santi (beragama Islam). Wanita berkerudung ini menjelaskan, dirinya membatasi aktivitasnya selama perayaan Nyepi. Hal itu ia lakukan untuk menghargai umat Hindu di sekitar rumahnya.

“Biasanya saya belanja di samping rumah, tapi hari ini saya lebih pilih belanja di luar, soalnya menghargai mereka,” ujar Santi, Kamis (7/3/2019).

Untuk lebih menghargai, Santi melarang anaknya agar tidak melewati jalan yang telah dipalang oleh petugas calang (petugas Nyepi) kalau pergi bermain bersama teman-temannya.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

“Karena kalau tidak diingatkan mereka pasti ribut saat bermain di jalan,” terang Santi.

Salah seorang warga setempat Made Deka (28) yang berhasil ditemui, mengaku tak ada persiapan khusus yang dalam hari raya Nyepi. Ia dan keluarganya hanya menyiapkan mental untuk menahan hawa nafsu dan beberapa sesajian untuk dibawa ke Pura (tempat ibadah umat Hindu).

Tak banyak yang dapat diungkapkan Deka, ia segera pergi berlalu. Sebab, dia mengaku takut dimarahi oleh petugas calang yang telah ditunjuk untuk bertugas mengamankan wilayah sekitar.

“Udah dulu ya mas, saya nggak bisa lama-lama,” tutupnya,Kamis (7/3/2019). (B)

 


Kontributor : Erik Ari Prabowo
Editor : Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini