Triwulan I 2018, Pertumbuhan Industri Manufaktur Sultra Tercatat Naik

117
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sultra Surianto Toar
Surianti Toar

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) triwulan I 2018 naik sebesar 20,57 persen (y-on-y) terhadap triwulan I 2017.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sultra Surianti Toar mengungkapkan, kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri makanan sebesar 21,32 persen. Ia juga menjelaskan IBS triwulan I 2018 naik sebesar 5,15 persen (q-to-q) terhadap triwulan IV 2017.

Kenaikan ini disebabkan oleh kontribusi dari industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya sebesar 22,98 persen.

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

Sementara itu, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) triwulan I 2018 naik sebesar 40,11 persen (y-on-y) terhadap triwulan I 2017. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh naiknya produksi industri makanan 61,69 persen.

“Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 52,39 persen, dan industri furnitur 28,85 persen,” sebutnya baru-baru ini.

Sedangkan, jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 50,97 persen, industri pengolahan lainnya 30,05 persen, dan industri alat angkutan lainnya 19,88 persen.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

Kemudian, jelasnya triwulan I 2018 terhadap triwulan IV 2017 (q-to-q) pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) naik sebesar 8,87 persen.

Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan produksi yang terbesar adalah industri tekstil 29,89 persen, industri alat angkutan lainnya 22,31 persen.

“Dan industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya 20,18 persen,” tambahnya.

Selanjutnya, jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri pengolahan lainnya 10,96 persen dan industri makanan 9,26 persen. (B)

 


Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini