Warga Desa Lemo Bajo Laksanakan Shalat Tarawih 20 Rakaat, Ini Alasannya

165

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Salah satu kegiatan yang dilakukan umat muslim pada bulan suci Ramadhan selain berpuasa adalah melaksanakan salat tarawih. Khusus di wilayah Konawe Utara (Konut) pada khususnya dan Sulawesi Tenggara (Sultra) pada umumnya, salat tarawih dominan dilakukan dalam jumlah 8 rakaat saja.

H. Muh. Tawil

Namun, ada yang berbeda dengan pelaksanaan salat tarawih di salah satu desa di wilayah pemerintahan Ruksamin Raup itu. Desa Lemo Bajo, Kecamatan Lasolo, masyarakatnya berasal dari suku bajo itu masih melaksanakan salat tarawih dengan jumlah 20 rakaat.

Muh Tawil, imam masjid Desa Lemobajo mengatakan, salat tarawih 20 rakaat telah dilaksanakan oleh para pemuka agama terdahulu sejak sekitar tahun 1950 an. Tradisi tersebut hingga kini masih terus dilakukan pada bulan suci ramadhan.

Tawil menuturkan, untuk saat ini peserta salat tarawih 20 rakaat mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan karena perkembangan jaman, usia yang semakin tua sehingga kondisi tubuh sudah tidak mampu lagi melaksanakan 20 rakaat.

“Sejak berdiri Lemo Bajo, orang-orang tua dulu sudah salat tarawih 20 rakaat. Bukan barusan ini, tahun 50 an,” kata Muh Tawil dengan menggunakan dialeg Bajo, Selasa (14/6/2016).

Untuk saat ini, pelaksanaan salat tarawih dilaksanakan dalam bentuk dua gelombang. Gelombang pertama delapan rakaat. Setelah jamaah delapan rakaat melaksanakan salat witir, kemudian disambung jamaah salat tarawih 20 rakaat.

Ia menjelaskan, alasan masyarakat melaksanakan salat tarawih 20 rakaat karena manusia akan dikembalikan kepadaNYA. Sampai dimana ikhlasnya melaksanakan perintah Tuhan di bulan suci umat Islam.

“Kan lebih banyak kita laksanakan sunat dibulan suci ini akan lebih bagus lagi. Kalau nda mampu 20 rakaat, biar 8 rakaat nda apa-apa,” ujarnya.

Namun, alangkah mulia makhluk Allah SWT jika manusia mampu melaksanakan apa yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Untuk sampai saat ini, lanjut Tawil jamaah yang melaksanakan salat tarawih 20 rakaat tinggal sebanyak 30 sampai 40 jamaah saja.

Selaku imam masjid di Desa Lemo Bajo, dirinya terus memberikan pemahaman kepada generasi muda di desa itu, agar apa yang dicontohkan dapat dipelihara dan dilaksanakan hingga akhir jaman. (B)

 

Penulis : Murtaidin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini