Wifi Gratis Disinyalir Jadi Penumpukan Siswa, Dikbud Diminta Buat Regulasi

78
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Baubau, dr Lukman
dr Lukman

ZONASULTRA.COM,BAUBAU – Kebijakan Wifi gratis oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) dinilai rawan mengundang penumpukan siswa di lingkungan sekolah. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 di Kota Baubau meminta Dikbud segera membuat regulasi guna membatasi kebijakannya agar dapat terkontrol.

Hal ini disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Baubau, dr Lukman. Menurut dia, Dikbud mesti benar-benar memastikan siswa datang hanya untuk mendapat jaringan internet saja.

“Jadi sekolah akan mengadakan wifi gratis itukan inovatif. Tetapi seharusnya juga Satgas di tingkat sekolah punya regulasi agar tidak ada penumpukan, (dipstikan) siswanya yang datang hanya untuk mendapat jaringan internet,” ujar Lukman ditemui di ruang kerjanya, Selasa (29/9/2020).

Lukman mengatakan, siswa di Kota Baubau tidak dianjurkan untuk belajar di sekolah karena dikhawatirkan bisa menjadi klaster baru. Sehingga kalau ada inovasi semacam itu, Dikbud harus membentuk Satgas Penanganan Covid-19 tingkat sekolah untuk memastikan siapa yang bertanggung jawab jika terdapat pelanggaran protokol selama siswa mengakses internet di sekolah.

Ia menegaskan, jika persiapan ini belum ada di tingkat sekolah, dianjurkan agar siswa tidak dibolehkan dulu berada di lingkungan sekolah. Karena sudah seharusnya setiap kebijakan punya konsep yang matang di musim pagebluk saat ini.

Lukman merincikan, secara teknis jam sekolah harus dibatasi. Selain itu siswa yang hadir juga harus dipilah dan dibatasi, termasuk jarak antara siswa saat berada di sekolah juga mesti dibatasi hingga satu sampai dua meter.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dikbud Kota Baubau, Abdul Karim, menyebut kebijakan wifi gratis pada tiap sekolah ini untuk merespon kesulitan ekonomi sebagian orang tua siswa yang tidak mampu membeli paket internet sehingga anaknya tidak dapat mengikuti proses belajar dalam jaringan (daring). Dia juga mengakui sempat mendapat kritikan karena kebijakan ini dianggap akan menjadi tempat berkumpul siswa di lingkungan sekolah.

Namun dia mengatakan bahwa ada dewan guru sekolah yang akan mengontrol para siswa sehingga tetap patuh pada protokol kesehatan Covid-19. (a)

 


Kontributor : Risno Mawandili
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini